TUGAS SOFTSKILL
ANALISIS
PENANGGULANGAN RISIKO PADA BANK YANG JUGA BERGERAK DIBIDANG ASURANSI
Nama : Rizkia Ulfah
Kelas : 3DF02
NPM : 56212578
Dosen : Ibu Jessica Barus SE.,MMSI
Kelas : 3DF02
NPM : 56212578
Dosen : Ibu Jessica Barus SE.,MMSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2015
A. Profil
Perusahaan
CIMB Sun Life
merupakan perusahaan asuransi jiwa patungan antara CIG Berhad (CIG) yang
merupakan bagian dari CIMB Group, PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), dan Sun
Life Financial Inc melalui PT Sun Life Indonesia Services. Diluncurkan pada
Juli 2009, CIMB Sun Life menyediakan berbagai produk asuransi jiwa, kecelakaan,
dan kesehatan, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan keuangan nasabah
Indonesia. CIMB Sun Life memegang posisi yang unik di pasar Indonesia karena
kemampuannya untuk memaksimalkan kombinasi kekuatan perusahaan-perusahaan induk
– kekuatan pengelolaan dana dan distribusi CIMB Group dan CIMB Niaga dan
keahlian asuransi dan infrastruktur Sun Life Financial..
B. Misi dari CIMB Sun Life
Adalah
memahami kebutuhan nasabah dan menawarkan berbagai solusi asuransi yang akan
membantu nasabah Indonesia menyambut masa depan yang lebih terjamin dan mapan
di bidang finansial. Kami ingin menjadi pilihan utama berbagai solusi asuransi
dan proteksi di In
Visi
CIMB Sun Life akan menjadi pilihan utama
berbagai solusi asuransi dan proteksi di Indonesia bagi nasabah dan mitra
bisnis kami.
Misi
Kami memahami kebutuhan nasabah dan
menawarkan berbagai solusi asuransi yang akan membantu nasabah Indonesia untuk
menyambut masa depan yang lebih terjamin dan mapan di bidang finansial.
C. Nilai-nilai
Nilai-nilai kami, yang merupakan panduan
operasional kami dari hari ke hari, memfokuskan kepada pemahaman dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keuangan nasabah. Nilai-nilai tersebut adalah:
a.
Kolaborasi
Kami memahami nasabah dan bekerja sebagai sebuah tim –
baik secara internal ataupun bersama mitra bisnis kami – untuk memastikan kami
memberikan solusi finansial yang terdepan.
b.
Komitmen
Kami berkomitmen untuk peduli kepada nasabah dan mitra
bisnis dalam memberikan berbagai produk dan layanan yang dapat memenuhi tujuan
finansial mereka.
c.
Konfiden
Integritas, etika dipadu dengan berbagai solusi finansial
terdepan akan memberikan nasabah dan mitra bisnis kepercayaan kepada kami.
d.
Kreatifitas
Kami akan mengembangkan berbagai produk dan layanan
inovatif, berdasarkan kebutuhan nasabah.
e.
Kepedulian
Kami menciptakan lingkungan kerja yang peduli dan
memberikan kontribusi terhadap masyarakat di sekitar kami.
D. Analisis Penanggulangan Risiko
Asuransi
A.
Analisis Manajemen Risiko dan Ruang Lingkupnya
Pada pokoknya ada dua pendekatan
atau cara yang digunakan oleh seprang MAnajer risiko dalam menanggulangi risiko
yang dihadapi oleh perusahaannya, yaitu :
1. Penanggulangan risiko
2. Pembiayaan risiko
Selanjutnya dalam masing-masing pendwkatan ada
beberapa alat yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko yang dihadapi.
Biasanya dan sebaiknya Manajer risiko dalam menggunakan alat-alat tersebut
mengadakan kombinasi dari dua cara atau lebih,agar supaya penanggulangan risiko
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam pendekatan dengan penanganan
risiko ada beberapa alat/metode yang dapat digunakan, antara lain :
1. Menghindarinya
2. Mengendalikan
3. Memisahlan
4. Melalukan kombinasi
5. Memindahkan
Sedang dalam penaggulangan risiko dengan membiayai
risiko ada dua cara atau metodeyang dapat digunakan, yaitu :
1.
Pemindahan risiko melalui asuransi
2. Melakulan retensi
Menghindari suatu risiko murni adalah menghindarkan
harta, orang atau kegiatan dari exposure, dengan cara antara lain :
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan
kegiatan yang mengandung risiko walaupun hanya u tuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur
diterima atau segera menghentikan yang diketahui mengandung risiko
Ada beberapa karateristik dasar yang harus
diperhatikan, yang berkaitan dengan penghindaran risiko, antara lain :
a.
keadaan yang mengakibatkan tidak adanya kemungkinan untuk menghindari risiko,
dimana makin luas pengertian risiko yang dihadapi akan makin besar
ketidakmungkinan untuk menghindari.
b.
makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan
terciptanya risiko baru.
Manajemen risiko merupakan kegiatan manajemen yang
dilakukan pada tingkatkan pada tingkat pimpinan pelaksana. Yaitu kegiatan penemuan
dan analisis sistematis atas kerugian yang mungkin dihadapi oleh badan usaha,
akibat suatu risiko serta metode yang paling tepat untuk menangani kerugian
tersebut yang dihubungkan dengan tingkat profitabilitas badan usaha.
Dengan demikian manajemen risiko mempunyai beberapa
tujuan, yaitu :
1. Tujuan sebelum terjadinya kerugian
meliputi : efisiensi, meningkatkan kepercayaan, menanggulangi tanggung jawab
pihak luar.
2. Tujuan setelah terjadinya
kerugian, meliputi : kontinuitas operasi, tetap survive, stabilitas pendapatan
dan pertumbuhan.
Ditinjau dari karakteristik kegiatan yang dijalankan,
ada tiga konsep yang merupakan tugas dari manejer risiko, antara lain :
1. Ditinjau dari sudut
luas, menejer risiko bertindak sebagai “enteprenuer” yang memiliki dan
mengawasi badan usaha. Dalam hal ini menerima keuntungan atau menderita
kerugian dalam tindakannya menghadapi risiko.
2. Ditinjau sudut menengah,
menejer risiko bertindak sebagai seorang yang bertugas mengelola risiko murni,
akan tetapi tidak menanggung secara penuh sebagai “enterprenuer” atas semua
kerugian akibat yang timbul.
3. Ditinjau dari sudut sempit,
menejer risiko bertindak sebagai pengelola risiko murni yaitu risiko yang pada
dasarnya dapat dipindahkan kepada perusahaan asuransi.
Didasarkan pada uraian tersebut, maka fungsi pokok
didalam manajemen risiko mencakup 4 kegiatan :
1. Menemukan Kerugian Potensial
Dalam
melakukan kegiatan ini manajer risiko dituntut mampu menemukan seluruh risiko
murni yang ada didalam lingkup kegiatan badan usaha. Yang pertama harus
dilakukan adalah memanfaatkan sumber risiko yang secara potensial dapat
menimbulkan kerugian.
2. Evaluasi kerugian potensial
Kegiatan ini
adalah mengukur frekuensi dan kegawatan kerugian bila benar terjadi. Pengukuran
frekuensi kerugian menyangkut jumlah kali kerugian yang mungkin terjadi selama
masa tertentu. Hal ini didasarkan pada pengalaman masa lampau atas
kejadian baik yang dialami oleh badan itu sendiri maupun oleh badan usaha lain
yang sejenis. Sedangkan kegawatan kerugian menyangkut kemungkinan bobot
kerugian yang akan terjadi, yaitu menghitungkan jumlah kerugian potensial yang
diukur berdasarkan nilai unit atau satuan nilai uang. Manajer risiko dalam hal
ini dituntut untuk mampu menghitung atau mengukur frekuensi dari
kegawatan kerugian dengan menggunakan teknikteknik tertentu, misalnya
statistik, matematik, atau teknik-teknik keuangan, sesuai dengan penting-tidaknya.
3. Memilih metode pengelolaan
Jenis metode
pengelolaan antara lain sebagai berikut :
a. Asumsi (Retensi)
Asumsi atau
retensi risiko merupakan cara umum yang digunakan dalam pengelolaan risiko yang
bernilai kerugian rendah, dan bila terjadi tidak banyak pengaruhnya terhadap
keuangan badan usaha. Untuk risiko tipe ini umumnya diabaikan atau ditanggung
sendiri oleh badan usaha sehingga tidak membutuhkan pengelolaan lebih lanjut.
b. Transfer
Transfer
risiko seringkali digunakan baik untuk risiko murni-statis atau risiko
spekulatif-dinamis. Transfer risiko yang bersifat murni-atatis pada umumnya
dilakukan pada lembaga asuransi. Sedangkan risiko yang bersifat
spekulatif-dinamis dapat ditransfer kepada masyarakat, konsumen, atau lembaga
non-asuransi.
c. Kombinasi
Metode
kombinasi dalam pengelolaan risiko merupakan kegiatan penggabungan berbagai
jenis kegiatan atau usaha yang satu sama lain saling melengkapi, metode ini
juga lazim digunakan pada lembaga asuransi dalam menentukan sejumlah exposure
kerugian.
d. Pencegahan kerugian
Pencegahan
kerugian adalah salah satu metode pengelolaan risiko yang lebih menentukan pada
pengawasan kerugian dalam usaha melakukan preventif: atau menekan serendah
mungkin pengaruh keuangan apabila kerugian tersebut timbul. Misalnya, membangun
konstruksi gedung yang tahan api, melengkapi sarana keselamatan kerja.
e. Menghindari
Erat
hubungannya dengan pencegahan kerugian dan pemindahan risiko adalah metode
menghindari situasi yang secara potensial dapat menimbulkan kerugian. Usaha
lain dalam kegiatan ini ialah menghindari kegiatan yang risikonya tinggi
ataupun mensubkontrakkan kegiatan yang risikonya relatif tinggi pada pihak lain
sejauh hal tersebut efektif dan efisien.
f. Pengetahuan dan penelitian
Risiko
kemungkinan dapat dikurangi dengan meningkatkan pengetahuan atau melakukan
penelitian. Di mana manajeman lebih banyak mengetahui persoalan
ketidakpastiannya yang dihadapi sehingga mantap dalam mengantisipasi atau
mengelola risiko yang ada pada kegiatan usahanya.
Metode tersebut dalam pelaksanaannya dapat dilakukan
secara sendirisendiri atau mengkombinasikan dua atau lebih metode yang lain.
Hal ini tergantung dari karakteristik kegiatan yang dilakukan serta nilai
kerugian yang mungkin akan dihadapi.
4. Administrasi Program
Lazim dalam ilmu manajemen terdapat fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Didalam manajemen
risiko fungsi tersebut diterjemahkan dalam formulasi kebijakan, pengelolaan
risiko, bagaimana kegiatan tersebut diorganisir, sampai seberapa jauh
pengembalian keputusan yang menyangkut risiko murni harus dilakukan. Termasuk
definisi tujuan dan persiapan sarana pengawasan yang cukup untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen risiko serta penilaiannya.
REFERENSI :
Djojosoedarso,
Soeisno. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat, Jakarta.
1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar